Banner 468 x 60px

.
 

Selasa, 11 Desember 2012

Nasehat Syeikh Utsaimin untuk Para Dokter

0 komentar

http://ufonearth.files.wordpress.com/2011/11/stethoscope-pen-fb.jpg?w=593

1. mengikhlaskan niat dalam pekerjaan saudara

bukan bekerja untuk mendapatkan gaji atau upah (semata), penghormatan
dan lain2, tapi saudara bekerja untuk menghilangkan sakit dengan takdir Allah
melalui usaha saudara2. Dan dengan tujuan berbuat baik kepada orang2 yang
saudara2 obati. Dengan niat yang ikhlas inilah pekerjaan akan memberikan
hasil yang baik. Begitu pula sebaliknya

2. Bersungguh-sungguh untuk mengingatkan pasien untuk bertaubat, istighfar
dan memperbanyak dzikir, membaca alqu'an terlebih untuk mengucapkan dua kalimat,
yang telah disebutkan oleh nabi shallallahu'alaihi wa sallam: "ada dua kalimat
yang ringan (untuk diucapkan) di lidah, tapi berat timbangannya (di akhirat),
dan dicintai oleh ar rohman (yaitu) "Subhanallahi wabihamdih subhanallahil'adzim"

orang yang sakit tidak akan kesulitan untuk mengucapkan dua kalimat ini. Doronglah
dia untuk menggunakan waktu (dengan sebaik-baiknya).

3. Apabila telah ditakdirkan pasien anda menjemput ajalnya, maka kewajiban saudara
adalah mentalqinnya dengan kalimat syahadat laa ilaha illallah

karena Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Bimbinglah orang yang akan
meninggal di antara kalian (untuk mengucapkan) Laa ilaha illallah"
Tapi (yang perlu diperhatikan), hendaklah talqin itu dilakukan dengan lembut.
Apakah anda (harus) mengatakan kepadanya: wahai fulan (pak) ucapkanlah
Laa ilaha illallah karena (sebentar lagi) ajal akan menjemputmu!
jawablah wahai saudara-saudara!... Tidak,

jangan katakan seperti itu, karena barangkali kesusahan yang dia rasakan, (akan
menyebabkannya) mengatakan: "tidak mau"

mungkin cara yang baik (dalam mentalqin) adalah: Anda berdzikir di sampingnya,
Laa ilaaha illallah. Apabila anda berdzikir kepada Allah di sampingnya, niscaya
dia akan ingat (dan mengikuti).

Memang seandainya si pasien adalah orang kafir, maka anda katakan kepadanya:
katakanlah, Laa ilaaha illallah, karena nabi shallallahu'alaihi wa'ala ali wa sallam
berkata kepada pamannya -Abu Thalib- tatkala ajal menjemputnya:
"Wahai pamanku, katakanlah Laa ilaha illallah, suatu kalimat yang akan
aku jadikan alasan (hujjah) untuk membelamu di hadapan Allah".

Rasulullah juga melakukan hal yang sama kepada seorang pemuda yahudi di Madinah.
Tatkala Nabi shallallahu'alaihi wa'ala ali wa sallam menengoknya saat ajal
menjemputnya, beliau menawarkan agama islam kepadanya, maka pemuda itu menoleh
kepada bapaknya, seakan-akan meminta ijin, maka bapaknya berkata: Taatilah
Abu Qosim (Nabi shallallahu'alaihi wa sallam)! akhirnya pemuda itupun masuk islam.

Maka Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:"Segala puji bagi Allah yang telah
menyelamatkannya dari neraka".

Lihat! Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam memuji Allah tatkala pemuda itu
berpindah dari agam Yahudi kepada Islam!

Selain itu anda juga tanyakan bagaimana shalatnya? Bersucinya?
Anda ajarkan pada dia sesuai dengan ilmu yang anda kuasai. Karena sebagian pasien tidak
bersuci sebagaimana mestinya. Karena sebagian pasien terdapat najis di pakaiannya

dan berkata, "apabila Allah sudah menyembuhkanku, maka (barulah) aku akan bersuci dan shalat!"

Sebagian pasien mengqashar shalat, padahal dia tinggal di kotanya!

Dia mengira bahwa apabila (seseorang) boleh menjamak, (maka) berarti (dia juga)
boleh mengqashar. Hal ini tidak benar!

Qashar hanya boleh dilakukan untuk siapa? untuk siapa? Untuk musafir saja!

Apabila si pasien adalah penduduk Riyadh (dan dia dirawat di Riyadh), kemudian
kita katakan kepadanya: "Anda boleh menjamak antara dua shalat apabila anda
merasa kesulitan untuk melakukan shalat pada waktunya masing-masing!"
Maka tidak boleh baginya untuk mengqashar!
Tapi seandainya pasien berasal dari kota lain dan dia berobat di Riyadh,
maka kita katakan kepadanya: "Silahkan qashar dan jamaklah (shalat anda)"


4. Apabila pasien adalah lawan jenis. Dalam arti, apabila tertuntut oleh keadaan
yang darurat, sehingga seorang dokter pria mengobati pasien wanita.

Waspadalah terhadap fitnah ini!

Maka jangan membuka bagian tubuhnya kecuali sesuai kebutuhan saja
dan dengan mengurangi obrolan-obrolan atau penanganan,

karena "syaitan berjalan dalam tubuh anak adam (di dalam) jalan darahnya."
Terkadang anda akan berkomentar dalam kondisi semacam ini:
"Tidak mungkin seseorang akan tergoda syahwatnya" atau komentar semisalnya.
maka kita jawab itu benar, itulah asalnya, tapi apa pendapat anda apabila
syaitan berjalan di dalam tubuh manusia (di dalam) peredaran darahnya?

"Bukankah mungkin sekali dia akan menyesatkan orang ini?"
jawabnya "ya, mungkin, mungkin sekali"

juga wasiat (pesan) saya kepada saudara-saudara...

untuk bersungguh-sungguh menghadapkan si pasien ke arah kiblat tatkala shalat,
semampu mungkin! Kalau perlu dengancara kita putar ranjangnya, jika
memungkinkan maka lakukanlah!

jika tidak mungkin katakan pada pasien anda: "Bertakwalah kepada Allah bagaimanapun keadaanmu".

Allah Azza wa jalla berfirman:

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعُ عَلِيمُُ{115}

Artinya :”Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap maka disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmatNya) lagi Mahamengetahui”. (QS.al-Baqarah: 115)

juga Allah azza wa jalla berfirman :

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..... (QS. Al-Baqarah:286)









































































































juga allah azza wa jalla juga berfirman : at taghabun:16

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (QS. At-Taghabun: 16)

anda tenangkan hatinya, dan katakan kepadanya:
"Apabila kebiasaanmu adalah shalat menghadap kiblat dan ini adalah kemyataan.
maka telah dituliskan bagimu pahala (menghadap kiblat) itu secara sempurna!"
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

Apabila seorang hamba sakit atau melakukan safar, (maka) dituliskan baginya
pahala amalan-amalan yang dia kerjakan tatkala dia sehat dan mukim".

Dan juga wasiat (pesan) untuk saudara-saudara:
untuk berwasiat/berpesan kepada para pasien apabila mereka (disatukan satu sama lain)
di dalam satu kamar. Saudara pesankan kepada mereka untuk tidak saling mengganggu satu
sama lain. Karena sebagian pasien terkadang mengganggu pasien lainnya,

terkadang dengan cara mendengarkan tape recorder ataupun radio, apabila perkara ini
memang dilarang maka barangkali saja dia mengganggu dengan bacaan AlQur'an, membaca AlQur'an dan
mengeraskan suaranya!

Nabi shallallahu'alaihi wa'ala ali wa sallam telah bersabda kepada sahabat-sahabatnya
yang sebagian mengeraskan bacaanya. Apa yang beliau ucapkan?

Beliau bersabda "Janganlah kalian saling mengganggu satu sama lain dalam
membaca alQur'an."


saya juga berpesan kepada saudara saudara sekalian:

untuk tidak memperbanyak obrolan dengan perawat wanita,
kecuali sesuai dengan tingkat kedaruratan (kebutuhan) dengan berusaha menjaga
pandangan. Karena masalah ini sangat berbahaya. Terkadang obrolan-obrolan itu mendorong kepada
hal-hal yang lebih buruk lagi! Tapi apabila hal itu dibutuhkan (darurat), maka boleh dilakukan,
hanya saja tetap harus menjaga pandangan semampu mungkin.

saya juga berpesan kepada saudara-saudara:

untuk menjaga jam kerja (disiplin).

jangan sampai terlambat dari awal waktu kehadiran dan jangan keluar sebelum waktu keluar.
karena waktu ini bukanlah hak kalian! Jam kerja bukanlah hak dia,

karena dia telah mengambil upah dari jam kerjanya, setiap detiknya ada perhitungan
baginya dari upahnya!

maka tidak halal bagi seseorang untuk terlambat dari awal jam kehadiran dan tidak
boleh maju dari jam pulang, seseorang harus menunaikan amanahnya!


dan saya juga berpesan kepada saudara-saudara:

untuk beriman dan yakin bahwa usaha saudara-saudara ini hanyalah sekedar (menunaikan)
sebab, sedangkan keputusan (akhir) berada di tangan siapa?

Berada ditangan siapa?
Berada di tangan Allah'azza wajalla:

Terkadang, seseorang telah melakukan suatu sebab dengan sempurna, tapi tidak ada hasilnya, karena
keputusan (akhir) berada di tangan Allah.

oleh karena itu apabila seseorang mengutip hadits:

"jinten hitam (habbatussauda) adalah obat dari segala penyakit kecuali maut"

Maka (seakan-akan) konsekuensinya Tidak ada seorangpun akan sakit,
tidak seorangpun akan sakit.

Tapi (ketahuilah) bukan seperti itu keadaannya (kenyataannya).

Habbatussauda adalah suatu sebab (kesembuhan), hal ini tidak diragukan lagi!

Tapi sebab (sarana) ini terkadang tidak mendapatkan hasil karena adanya penghalang.
Maka meskipun anda adalah orang yang sangat teliti (pandai) dan ikhlas,
terkadang usaha anda tidak mendatangkan hasil sesuai dengan keinginan anda.

ketahuilah bahwa keputusan berada di tangan Allah.


saya berpesan kepada saudara-saudara: untuk mengucapkan basmalah ketika memulai
pengobatan dan operasi. Karena setiap perkara penting apabila tidak dimulai
dengan basmalah, maka perkara itu akan terputus berkahnya.



inilah yang bisa saya sampaikan,

mudah-mudahan Allah menjadikan pesan-pesan ini bermanfaat untuk saudara-saudara,
dan menjadikan amal-amal saudara sekalian ikhlas kepada Allah dan bermanfaat untuk para
hamba Allah'Azza wajalla.

ditulis kembali oleh abu abdillah romadhoni dalam video di youtube yang berjudul "dialog dokter bersama Syeikh Sholeh Uthaimin"

0 komentar:

Posting Komentar